Kabar kurang sedap menerpa pabrikan otomotif raksasa asal Cina, BYD di benua biru Eropa.
Laporan Reuters pada Senin (15/1) menyebut jika BYD, bersama dengan dua pabrikan Cina lainnya yakni Geely, dan SAIC, tengah dalam penyelidikan oleh Komisi Eropa.
Mereka dituduh melakukan praktik dumping, yakni menjual mobil listrik dengan harga lebih murah di luar negeri dibandingkan di negeri asalnya imbas subsidi dari pemerintah.
Akibatnya persaingan di pasar mobil listrik Eropa menjadi tidak sehat, karena harga jual mobil listrik BYD disebut lebih rendah daripada mobil sejenis dan sekelas buatan pabrikan lokal Eropa.
Komisi Eropa sendiri masih menyelidiki secara intensif dugaan tersebut dan berencana melakukan kunjungan verifikasi ke Cina dan beberapa negara di Eropa pada bulan Januari hingga Februari 2024.
Juru Bicara Komisi Eropa untuk Perdagangan, Olof Gill, menjelaskan bahwa proses penyelidikan akan melibatkan kunjungan ke berbagai lokasi terkait, termasuk Cina dan negara-negara Eropa yang terlibat. Mereka akan memastikan apakah ada praktik dumping yang merugikan industri mobil di Eropa.
Sementara itu, data dari Asosiasi Mobil Penumpang Cina (CPCA) dan Asosiasi Pabrikan Mobil Cina (CAAM) menunjukkan bahwa BYD berhasil menjual 3.024.417 mobil listrik pada tahun 2023 di seluruh dunia.
Angka ini mengalami peningkatan signifikan sebesar 61,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari total penjualan tersebut, sebanyak 242.765 unit mobil BYD diekspor ke 70 negara di seluruh dunia, menandai peningkatan eksportasi sebesar 334 persen dibanding tahun 2022.
Meskipun BYD sedang mengalami keberhasilan di pasar global, tudingan curang di Eropa membawa tantangan baru bagi pabrikan tersebut.
Penyelidikan yang dilakukan oleh Komisi Eropa dapat berdampak signifikan terhadap citra BYD di pasar internasional, khususnya di Eropa, jika ditemukan adanya pelanggaran dalam praktik bisnisnya.
Leave a Reply