Penjualan mobil hidrogen di Jepang mengalami penurunan yang signifikan dalam dua tahun terakhir, sementara mobil listrik bertenaga baterai (BEV) semakin populer dalam periode yang sama.
Meskipun Jepang memiliki strategi hidrogen yang ambisius, kenyataannya adalah penjualan mobil hidrogen tidak sesuai ekspektasi.
Pada tahun 2021, sekitar 2.464 unit mobil listrik sel bahan bakar (FCEV) terjual di Jepang.
Namun, angka ini mengalami penurunan tajam sebesar 65% menjadi 848 unit pada tahun 2022, dan terus merosot menjadi hanya 422 unit pada tahun 2023, menurut statistik terbaru dari Asosiasi Dealer Otomotif Jepang (JADA).
Penurunan yang drastis ini mencerminkan kekhawatiran terhadap kurangnya minat konsumen terhadap teknologi hidrogen.
Hampir semua kendaraan bertenaga hidrogen yang terjual di Jepang diproduksi oleh Toyota, terutama ialah Toyota Mirai dan Crown FCEV.
Honda Clarity yang juga mengkonsumsi hidrogen sudah tidak diproduksi dan hanya terjual sebanyak 14 unit pada tahun 2021 dan awal 2022, ditambah dengan 31 unit kendaraan “impor,” yang kemungkinan besar adalah Hyundai Nexo dari Korea Selatan, satu-satunya mobil sel bahan bakar yang tersedia secara komersial di luar produk Toyota.
Mobil Bensin Masih Diminati Jepang
Sementara penjualan mobil hidrogen melorot, mobil listrik bertenaga baterai (BEV) mengalami peningkatan pesat. Dari 20.008 unit pada tahun 2021, penjualan BEV melonjak menjadi 31.592 unit pada tahun 2022, dan terus meningkat menjadi 43.991 unit pada tahun 2023.
Meskipun demikian, penjualan kendaraan nol emisi ini masih hanya merupakan sebagian kecil dari total penjualan mobil di Jepang, yang mencapai lebih dari 7,2 juta unit bensin, diesel, dan hibrida selama periode 2021-2023.
Strategi Hidrogen Dasar Jepang, yang diperbarui pada Juni tahun lalu, menetapkan target ambisius untuk memiliki 800.000 kendaraan penumpang bertenaga hidrogen di jalan-jalan Jepang hingga tahun 2030. Namun, hingga saat ini, baru sekitar 8.000 mobil hidrogen yang terjual di negara tersebut, jauh dari target yang ditetapkan.
Sayangnya, JADA tidak menyediakan angka penjualan untuk FCEV non-mobil di Jepang.
Sementara itu, penjualan FCEV di Korea Selatan dan Jerman juga mengalami penurunan lebih dari 50% di tahun 2023, sesuai dengan data yang baru-baru ini dirilis.
Jepang, Korea Selatan, dan Jerman sebelumnya dikenal sebagai tiga pasar FCEV terbesar di dunia. Namun, penurunan penjualan ini sejalan dengan pertumbuhan pasar FCEV yang lebih tinggi di Tiongkok dan Amerika Serikat, menurut data dari konsultan Korea Selatan, SNE Research, pada bulan Oktober.
Demikian ulasan terkait penurutnan penjualan mobil hidrogen di Jepang. Simak terus TahtaAki.com untuk update berita terbaru seputar otomotif.
Leave a Reply